Nama
: Dhea Imaniar Herlina
Kelas
: 2IB03
NPM
: 12414916
Dosen
: MEI RAHARJA
Tugas
: Tonggak-tonggak Berdirinya NKRI
Tonggak Pertama
Tonggak sejarah pertama yang diangkat oleh bangsa
Indonesia dalam rangka mewujudkan suatu Negara-bangsa modern yang adil dan
makmur adalah tahun 1908, tepatnya tanggal 20 Mei 1908, yakni kelahiran suatu
organisasi kemasyarakatan yang diberi nama Boedi Oetomo. Tahun itu disebut oleh
bangsa Indonesia sebagai tahun kebangkitan nasional bangsa
Indonesia. Berdirinya organisasi
Boedi Oetomo mendorong atau memicu lahirnya berbagai organisasi pemuda seperti
Tri Koro Dharmo yang kemudian berkembang menjadi Jong
Java, yang diikuti oleh lahirnya
organisasi pemuda-pemuda dari luar Jawa seperti Jong
Soematranen Bond, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Celebes dan sebagainya. Organisasi-organisasi pemuda tersebut
tidak berorientasi politik praktis secara nyata, meskipun tujuannya tiada lain
adalah berdirinya suatu Negara Indonesia Merdeka. Di samping organisasi pemuda
yang besifat nasional, terdapat juga organisasi pemuda yang berorientasi
keagamaan, yakni Jong Islamieten Bond
yang lebih berorientasi pada politik praktis. Organisasi-organisasi pemuda
tersebut yang pada tahun 1928 bersatu padu mendeklarasikan ”Sumpah Pemuda.”
Tonggak Kedua
Sumpah Pemuda
adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini
dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya
negara Indonesia. Yang dimaksud
dengan "Sumpah Pemuda" adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang
diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta).
Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada "tanah air Indonesia",
"bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia". Keputusan ini
juga diharapkan menjadi asas bagi setiap "perkumpulan kebangsaan
Indonesia" dan agar "disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan
di muka rapat perkumpulan-perkumpulan".
SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH
DARAH JANG SATOE,
TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA
JANG SATOE, BANGSA
INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG
BAHASA PERSATOEAN, BAHASA
INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928
Sebelum
pembacaan teks Soempah Pemoeda diperdengarkan lagu"Indonesia Raya" gubahan
W.R. Soepratman dengan gesekan biolanya.
Teks
Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 bertempat
di Jalan Kramat Raya nomor 106 Jakarta Pusat sekarang menjadi Museum Sumpah
Pemuda, pada waktu itu adalah milik dari seorang Tionghoa yang bernama Sie
Kong Liong.
Golongan
Timur Asing Tionghoa yang turut hadir sebagai peninjau
Kongres Pemuda pada waktu pembacaan teks Sumpah Pemuda ada 4 (empat) orang
yaitu :
1.
Kwee Thiam Hong
2.
Oey Kay Siang
3.
John Lauw Tjoan
Hok
4.
Tjio Djien kwie
Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28
Oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan, oleh karena itu seharusnya seluruh
rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Oktober sebagai hari lahirnya bangsa
Indonesia, proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan
rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis
pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda
pada saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan martabat hidup
orang Indonesia asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat
Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada
17 Agustus 1945.
Rumusan Sumpah Pemuda di tulis Moehamad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang lebar oleh MOH. Yamin.
Sumpah Pemuda merupakan tonggak sejarah yang penting bagi berdirinya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) Karena sumpah pemuda merupakan awal mula terbentuknya organisasi-organisasi bersifat nasionalisme, yang pada awalnya lebih cenderung bersifat kedaerahan. Dan sumpah pemuda juga merupakan pembuktian bahwa kita
semua adalah satu, satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa. Oleh karena itu
bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa yang tetap digunakan
hingga saat ini. Kesimpulannya, kenapa sumpah pemuda begitu penting hal
ini dikarenakan sumpah pemuda merupakan tolak ukur terbentuknya rasa
persatuan dan kesatuan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Tonggak Ketiga
Pidato Bung Karno tanggal 1 Juni 1945, di depan Sidang BPUPKI.” Bung Karno pada waktu itu
mengusulkan dasar negara bagi negara yang akan didirikan, yang beliau sebut
Pancasila. Dan setelah melalui perdebatan dan musyawarah yang cukup intens,
akhirnya dengan beberapa perubahan, rumusan Pancasila diterima sebagai dasar
negara dan dicantumkan dalam Pembukaan UUD, meski tidak dengan menyebut kata
Pacasila. Bangsa Indonesia dalam menyelenggarakan pemerintahan telah mengalami
beberapa kali perubaan UUD, namun demikian rumusan Pancasila selalu terdapat
dalam Pembukaan atau Mukaddimah UUD yang bersangkutan.
Sementara
itu pada masa pemerintahan Presden Sokarno dan pemerintahan Presiden Soeharto
diupayakan untuk mengimplementasikan Pancasila secara nyata dalam kehidupan
bermasyarakat, bebangsa dan bernegara. Pancasila disamping sebagai dasar
negara, didudukkan pula sebagai ideologi nasional dan pandangan hidup rakyat
Indonesia. Dengan demikian kedudukan Pancasila sangat sentral bagi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi bangsa Indonesia.
Tonggak Keempat
Tonggak sejarah keempat adalah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945, suatu peristiwa yang maha penting bagi kehidupan suatu
negara-bangsa. Sejak sa’at itu bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka,
suatu kemerdekaan yang dicapai dengan perjuangan putra-putri bangsa, bukan
suatu pemberian dari bangsa atau negara lain. Bung Karno menyebutnya
kemerdekaan ini sebagai jembatan emas, di seberang jembatan ini bangsa Indonesia
membangun bangsanya menjadi bangsa yang serba kecukupun, orang Inggris
menyebutnya sebagai afluent society.
Ternyata proklamasi saja tidaklah cukup, karena berdirinya suatu negara harus
mendapat pengakuan dari dunia internasional.
Tonggak Kelima
Proklamasi kemerdekaan Indonesia ini tidak dapat
diterima oleh Belanda yang ingin menguasai kembali negara jajahannya setelah
usainya perang Asia Timur Raya. Dengan mengerahkan kekuatan militernya
pemerintah Belanda berusaha menguasai kembali wilayah demi wilayah Negara Republik
Indonesia. Pada tanggal 19 Desember 1948 Yogyakarta, yang menjadi pusat
pemerintahan Negara Republik Indonesia diserbu, Presiden Soekarno dan Wakil
Presiden Moh. Hatta ditahan oleh Belanda. Tentara Nasional Indonesia menyisih
ke luar kota untuk menyusun kekuatan kembali dalam rangka merebut kembali
wilayah yang dikuasai Belanda.
Pada tanggal 1 Maret 1949 terjadilah Serangan Umum
di kota Yogyakarta, yang berdampak terbukanya mata dunia, bahwa Indonesia
masih ada, dan memiliki tentara yang terkoordinir, sehingga dapat menguasai
kota Yogyakarta, meski hanya untuk beberapa jam saja. Peristiwa ini mendukung
berlangsungnya diplomasi antara pemerintah Belanda dan wakil pemerintah
Indonesia untuk mengakui berdirinya Negara Republik Indonesia. Pada tanggal 27
Desember 1949 berlangsung pengakuan kedaulatan Negara Republik Indonesia dalam
bentuk Negara Indonesia Serikat. Obessi para pejuang untuk mendirikan negara
kesatuan tidak kunjung padam, ternyata Negara Indonesia Serikat tidak berumur
lebih dari satu tahun. Pada tanggal 15 Agustus 1950 Presiden Soekarno
membacakan Piagam terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.