Moody, Bagaimana Mengatasinya?
Orang yang moody biasanya juga agak berjarak dengan teman-teman, rekan-rekan atau lingkungan sekitarnya. Bagaimana tidak, suasana hati mereka sulit ditebak dan dimengerti. Sebentar-sebentar mereka tampak murung dan merasa tidak nyaman. Mereka juga mudah tersinggung atau marah, bahkan karena hal-hal sepele. Wajah mereka biasanya juga menyiratkan kesedihan. Maklumlah, mereka sering mengalami suasana hati yang buruk, lama-lama perasaaan itu terpancar di wajah mereka.
Apa yang membuat orang jadi moody?
Menurut saya, penyebabnya adalah sikap menuntut yang berlebihan. Keberadaan sikap tersebut memang sering tidak disadari. Mereka menuntut agar orang lain bersikap dan berperilaku dengan cara-cara tertentu. Mereka menuntut agar pekerjaan dan rencana-rencana mereka berjalan dengan mudah dan lancar. Mereka juga menuntut agar lingkungan mereka nyaman dan kondusif. Initinya menuntut segala sesuatunya oke.
Kondisi ini sangat rentan. Karena kenyataan tidak selalu, bahkan sering bertolak belakang dengan tuntutan tersebut. Orang-orang bersikap dan berperilaku dengan cara-cara yang mereka sukai. Tugas-tugas dan rencana-rencana sering terkendala dan banyak masalah. Lingkungan sekitar kerap menyulitkand an tidak mendukung.
Akibatnya, mereka merasa jengkel, kesal, terganggu, dongkol dan sebagainya. Perasaan-perasaaan negatif tersebut tanpa sadar mereka pendam. Nah, itulah yang kemudian menjelma menjadi suasana hati yang buruk, bad mood, murung dan tidak nyaman.
Bagaimana mengatasinya?
Seperti dijelaskan di atas, bad mood atau suasana hati yang murung, tidak enak dan tidak nyaman adalah penjelmaan dari perasaaan-perasaaan negatif yang terpendam – disadari atau tidak disadari. Karena itu, cara mengatasinya adalah dengan menganalisa perasaan.
Pertama, cari tahu apa pikiran atau peristiwa yang memicu suasana hati yang buruk (bad mood) tersebut. Kedua, kalau pemicunya sudah diketahui, temukan tuntutan yang menyertai pemicu tersebut, dan ubah menjadi sekadar pilihan/keinginan.
Misalnya begini, suatu ketika anda berpapasan dengan teman kerja di kantor. Anda menyapanya, tapi dia tidak menanggapi. Inilah peristiwa pemicunya.
Kalau anda berpikir bahwa teman anda tersebut mestinya menanggapi anda, maka anda akan merasa kesal atau marah. Perasaaan itulah yang kemudian anda pendam, sehingga membuat anda tidak mood dalam bekerja.
Tapi kalau anda tidak menuntut tanggapan tersebut, melainkan hanya menginginkan-nya, maka anda tidak akan merasa kesal atau marah, dan dengan mudah bisa melupakannya. Mungkin dalam hati (selftalk) anda berkata: "Sebagai teman tentu saja wajar jika aku ingin dia menanggapi ketika aku sapa. Tapi tidak harus selalu demikian. Dan kalau dia acuh, tidak berarti aku bukan teman yang baik. Aku bisa tahan dengan keadaan ini." Apalagi kalau anda berpikir, "Mungkin dia tidak menyadari keberadaanku. Mungkin dia sedang ada masalah. Mungkin dia baru dimarahi bos."
Melakukan analisa terhadap perasaan sendiri bukanlah pekerjaan mudah. Perlu keberanian, kesabaran dan latihan terus menerus. Bagi pemula, menganalisa perasaan buruk (seperti kesal, jengkel, terganngu, marah, tersinggung) saat perasaan itu muncul pun tidak memungkinkan. Tunggulah beberapa waktu sampai perasaan itu mereda.
Atau anda bisa berlatih melakukannya di malam hari sebelum tidur. Cobalah ingat-ingat saat-saat dimana anda merasa tidak mood di sepanjang hari. Lalu cari tahu peristiwa atau pikiran yang memicu bad mood tersebut. Temukan tuntutan di balik itu dan ubah menjadi sekadar keinginan/pilihan. Melakukan secara tertulis, untuk pemula, akan jauh lebih mudah daripada sekdar membayangkannya dalam benak. Ingat menggarap diri sendiri adalah pekerjaan yang paling sulit.
Terakhir, selain faktor utama pikiran, bad mood juga bisa terjadi karena kondisi fisik yang kurang fit atau kondisi lingkungan/kerja yang membosankan. Kalau anda kurang fit, lakukanlah peregangan dan olahraga secukupnya. Kalau anda sedang bosan dengan pekerjaan anda, lakukan sesuatu yang lain sebagai selingan. Anda juga bisa menata ulang kantor (atau tempat tinggal) anda agar tercipta suasana yang lebih fresh .
sumber: http://tipspsikologipraktis.blogspot.com/2009/08/moody-bagaimana-mengatasinya.html
0 komentar:
Posting Komentar