RSS

JURNAL 1 PEMANFAATAN IPTEK LINGKUNGAN DALAM INDUSTRI PERTANIAN






Pengalaman sejarah telah membuktikan bahwa sektor pertanian di Indonesia adalah sektor yang sangat vital dan strategis dalam mendukung pembangunan, oleh karena itu segala upaya yang cenderung memarginalkan sektor pertanian harus dihentikan. Pembangunan pertanian melalui strategi revitalisasi dalam upaya mengembalikan posisi sektor pertanian pada porsi yang seharusnya, membutuhkan banyak dukungan dari berbagai faktor di mana pengembangan dan aplikasi IPTEK adalah suatu faktor yang harus dapat dilakukan dengan segera. Di masa datang, pemerintah Indonesia (pusat dan daerah) sudah harus mampu merumuskan strategi pengembangan dan aplikasi IPTEK dalam upaya mendukung pembangunan pertanian. Strategi yang akan dibuat tersebut haruslah memperhatikan segala aspek meliputi pengalaman masa lalu serta kecenderungan masa kini dan masa datang, dan yang tidak boleh dilupakan adalah dukungan untuk pelembagaan IPTEK dalam keseluruhan aspek pembangunan pertanian.
 
Pada dekade 1980-an, sektor pertanian memegang peranan sangat penting dalam perekonomian Indonesia dan sekaligus berfungsi sebagai basis atau landasan permbangunan Indonesia. Tetapi sejak awal 1990-an, seiring dengan menurunnya kontribusi pertanian dalam struktur perekonomian (produk domestic bruto + PDB) maka pembangunan ekonomi dan kebijakan politik mulau meminggirkan sektor pertanian. Focus pembangunan ekonomi selanjutnya telah lebih banyak diarahkan pada sektor industru dan jasa yang berbasis teknologi tinggi dan padat modal.

Terjadinya krisis ekonomi yang dimulai pada tahun 1997, telah memberikan pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia. Sektor industri yang selaa ini diharapkan menjadi sektor andalann untuk memacu pertumbuhan ekonomi ternyata tidak mampu bertahan. Sementara ekonomi nasional mengalami kontraksi (minus) 13.68%, sektor pertanian yang sebelumnya sudah kurang diperhatikan (diindikasikan dengan penurunan alokasi anggaran [embangunan sektor pertanian serta lemahnya dukungan kebijakan lainnya) tetap tumbuh positif sebesar 0.22% pada awal krisis ekonomi. Pnyerapan tenaga kerja secara nasional juga menurun sebanyak 6.4 juta orang atau sekitar 2.13%, namun sektor pertanian mampu menciptakan lapangan kerja baru sebanyak 432.350 orang. Hal ini menunjukan bahwa sektor pertanian terbukti tangguh menghadapi gejolak ekonom dan fleksibel dalam penyerapan tenaga kerja sehingga sesungguhnya dapat berfungsi sebagai basis atau landasan perekonomian nasional Indonesia (Saragih, 2004).

Untuk menjadikan sektor pertanian dapat tumbuh dan berkembang kembali (revitalisasi) sehingga mampu berkontribusi pada pengentasan kemiskinan masyarakat serta pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup, maka pemerintah Indonesia sekarang ini telah menjadikan strategi revitalisasi pertanian sebagai bahagian dari strategi tiga jalur (triple track strategy) yang digunakan Kabinet Indonesia Bersatu.

Sejak repelita II telah disepakati bahwa tujuan pembangunan pertanian adalah tercapainya pertanian tangguh yang berdata saing, walaupun dalam kenyataannya hal tersebut nampaknya belum tercapai hingga saat ini. Oleh karena itu, pembangunan pertanian ke depan dalam rangka revitalisasi pertanian sudah seharusnyalah mempertimbangkan pengalaman yang sudah pernah dialami selama ini serta perkembangan dan kecenderunga terkini yang mewarnai dan mempengaruhi sektor pertanian (Arifin, 2005).

Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15543/1/kpt-apr2006-%20%281%29.pdf

0 komentar:

Posting Komentar